SIAK, DELIKRIAU - Tengku Syarifah Nadira (62), pewaris kesultanan Siak kembali datang ke Istana Siak, Senin (2/12/2019) malam. Nadira hadir bersama anak anak dan sepupunya.
Sejak Senin sore hingga malam, Nadira dan keluarganya duduk di dalam istana. Kunci pintu istana dan istana peraduan/limas sudah dipegangnya. Ia berencana bermalam di dalam istana bernama Asserayah Alhasyimiyah itu.
"Sebelum Bupati Siak datang menjumpai saya, saya tidak mau beranjak. Sebab, saya datang menunggu janji Pemda Siak," kata Nadira kepada Awak media, Selasa (03/12/2019) di kabupaten Siak, Riau.
Nadira dan keluarga duduk di pintu masuk Istana tersebut. Pintu masuk juga dibuka. Para panjaga istana juga masih berada di istana tersebut.
"Saya sedih juga melihat para penjaga istana ini, karena mereka harus berada di sini selama kami juga di sini. Saya tak mungkin marah sama mereka sebab mereka bukanlah pengambil keputusan," kata Nadira.
Nadira mengaku memegang surat wasiat dari Sultan Syarif Hasyim. Dalam surat wasiat itu, kata dia, dikatakan Sultan Syarif Hasyim istana dan seisinya diserahkan kepada anak cucu dan cicitnya.
"Sekarang tiba-tiba bupati mengatakan istana diserahkan kepada negara. Mana buktinya, coba hadapkan kepada kami," kata dia.
Lebih lanjut menurut Nadira, ia dan keluarganya berada pada posisi yang benar dan Pemda berada pada posisi yang salah. Karena itulah, kata Nadira, pihak Pemda tidak bernai menemuinya di Istana Siak.
"Mereka menjanjikan ada pertemuan, sampai sekarang tidak ada. Berarti Pemda kan bohong aja sama kami," kata dia.
Tengku Syarifah Nadira juga didampingi anak perempuannya Tengku Syarifah Delima (27). Menurut dia, kakaknya Tengku Syarifah Isra Mulyana yang berjualan di Istana Panjang, yang berada di belakang istana Siak diusir Pemda Siak pada 2017 lalu.
"Alasan renovasi. Setelah itu kakak kami tidak dibenarkan lagi menjual pernak-pernik di sana," kata Delima.
Sedangkan kakak kandung dari Tengku Syarifah Nadira, yakni Tengku Syarifah Zubaidah (73) yang tinggal di Kulim, Pekanbaru menderita sakit.
"Beliau sakit-sakitan karena menunggu keputusan tentang istana ini," kata Delima.
Menurut Delima, ia ikut membantu orangtuanya memperjuangkan hak keluarganya tersebut. Alasannya, Pemda Siak tidak pernah berani untuk menuntaskan persoalan tentang istana itu.
"Untuk apa kami memperjuangkan sampai saat ini jika kami tidak pada posisi yang benar. Kami sampai sekarang tidak bisa lihat orangtua berjuang sendiri. Pasti dia capek, kadang dia sakit gara-gara ini. Jangan sampai gara-gara Pemda Siak ini yang bertele-tele mak kami sakit. Jangan sampai kami anak-anaknya ini mencari orang Pemda itu nanti," kata dia. (fer)