Karhutla Meluas, Dumai Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kabut Asap
Jumat, 20-07-2018 - 14:16:59 WIB
|
Ilustrasi
|
DUMAI, DELIKRIAU - Kebakaran hutan dan lahan di Dumai semakin meluas, Pemerintah Kota Dumai memperpanjang Status Siaga Darurat Bencana Kabut Asap akibat kebakaran hutan dan lahan, Kamis (19/7/2018).
Rapat penetapan perpanjangan status siaga dipimpin wakil walikota Dumai Eko Suharjo SE di ruang rapat media center Jalan Putri Tujuh Dumai. Hadir Dandim 0320/Dumai Letkol (Inf) Horas Sitinjak selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Karhutla di Kota Dumai, Wakapolres Kompol Yudhi, Kepala BPBD Dumai Tengku Ismed, Camat Sungai Sembilan, Camat Medang Kampai dan undangan lainnya.
Wawako Dumai, Eko Suharjo SE mengatakan meskipun masih dalam kendali namun luas lahan yang terbakan semakin meningkat perlu upaya-upaya tindak lanjut l untuk mencegah bencana kabut asap akibat Karhutla.
"Untuk itu hari ini kita tandatangani perpanjangan status siaga darurat bencana kabut asap akibat Karhutla sampai 6 Setember 2018 atau 50 hari terhitung hari ini Kamis (19/7/2018)," kata Eko, dikutip halloriau.
Terakhir Eko mengatakan bahwa anggaran yang ada saat ini sangat terbatas, Pemko Dumai mengharapkan kepedulian perusahaa yang ada di Kota Dumai untuk bersama-sama mencegah Karhutla agar Dumai bebas dari bencana kabut asap.
"Termasuk masyarakat harus berperan aktif bekerjasama mencegah Karhutla agar Dumai bebas dari bencana kabut asap," ajaknya.
Dan dengan ditetapkannya perpanjangan status tersebut maka anggaran yang sudah dialokasikan dalam APBD melalui BPBD Dumai dapat digunakan untuk upaya pencegahan dan penanggulangan bencana kabut asap akibat Karhutla.
Kepala BPBD Dumai Tengku Ismed menambahkan anggaran untuk status siaga sekitar Rp 500 juta dan sebagian sudah digunakan paska ditetapkan status siaga darurat Februari 2018 lalu. "Sesuai aturan anggaran bisa digunakan untuk biaya konsumsi dan BBM," terangnya
Terakhir Dandim 0320/Dumai Letkol (Inf) Horas Sitinjak selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Karhutla Dumai menambahkan bahwa keterbatasan alat pemadam menjadi kendala tim pemadam dilapangan.
"Keterbatasan pompa pemadam atau mini striker menjadi kendala tim pemadam di lapangan. Kami berharap perusahaan di Dumai mau membantu upaya pencegahan bencana kabut asap akibat Karhutla," kata Dandim
Tambah Dandim, Waterbombing juga terus dilakukan untuk memadamkan api di permukaan, namun kami tetap membutuhkan pompa mini striker untuk proses pendinginan lahan yang terbakar. Sebab kebakaran lahan gambut bara api berada di bawah tanah harus dilakukan pendinginan agar api benar-benar padam.
Dan upaya lainnya yaitu membuat kanal blocking guna mencegah meluasnya Karhutla. "Kami juga membuat kanal blocking guna mencegah meluasnya Karhutla," pungkasnya. (dr/hrc)