Melawan saat Ditangkap, 3 Gembong Narkoba Ditembak Mati
Senin, 30-04-2018 - 11:00:58 WIB
PALEMBANG, DELIKRIAU - Direktorat Narkoba Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pelambang menangkap bandar narkoba yang mencoba menyelundupkan lima kilogram sabu-sabu melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Dari keempat pelaku, tiga di antaranya ditembak mati.
"Pelaku empat orang, tapi tiga ditembak mati karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Barang bukti yang telah diamankan lebih kurang 5 Kg sabu," kata Kepala Polda Sumsel, Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara, Minggu (29/4/2018).
Mantan Kapolda Riau itu menyebutkan, terungkapnya para gembong narkoba ini setelah petugas keamanan di Bandara SMB II menemukan paket yang mencurigakan pada Sabtu (28/4) sekitar pukul 14.30 WIB di loket keberangkatan. Saat diperiksa ternyata paket kemasan kopi bubuk itu berisi sabu.
Tak ingin buang waktu, petugas bandara langsung mengamankan Nurdiansyah (27), warga Kendari, Sulawesi Tenggara. Nurdiansyah pun mengakui jika barang itu adalah miliknya dan dibawa menuju Kota Balikpapan dan transit di Jakarta.
"Setelah diamankan oleh pihak kemanan bandara, kita langsung kejar pelaku lain. Malam itu juga tim menemukan Michael, Alvin dan Erwin, bandar sekaligus kurir yang mau kabur ke arah Tajung Api-api, Banyuasin," katanya seperti dilansir detikcom.
Nah di perjalanan, polisi menyetop pelaku. Waktu itu sudah menunjukan pukul 22.00 WIB. Namun saat ditangkap, terjadi perlawanan sehingga polisi menembak pelaku.
"Saat ditangkap para pelaku ini melawan dan merebut senjata petugas, terpaksa ditembak dan mati dalam perjalanan ke rumah sakit. Selain membahayakan, dia juga sudah merusak generasi. Kita tidak tolerasi untuk bandar-bandar yang masuk ke Sumsel. Sikat semua," katanya.
Michael dan kawan-kawan merupakan jejaring narkoba kelas wahid. "Ini jaringan yang pernah mencoba untuk menyelundupkan melalui Bandara SMB II pada awal bulan lalu. Di mana pelakunya kita tangkap di Surabaya dan saya lihat ini ada jalur baru peredaran narkotika ke arah Sulawesi Tenggara," kata Direktur Narkoba Polda Sumsel, Komisaris Besar Farman.
Satu orang dari komplotan ini disisakan hidup yaitu Nurdiansyah. Keempat pelaku ini merupakan jaringan lintas provinsi yang sudah lebih dulu ditangkap di Surabaya pada awal April lalu. Modusnya serupa, yakni mengemas sabu dengan paket makanan.
Jika biasanya predaran narkotika banyak ke Pulau Jawa dan Sumatera, maka kini bandar mulai menyasar ke daerah Sulawesi dan daerah lain yang dinilai masih aman.
"Ada jaringan lain, kita tunggu saja nanti pasti saya ungkap semua. Seperti biasa mereka pakai jaringan terputus, masih ada bandar besar yang harus diungkap," katanya.
Sementara itu, tersangka Nurdiansyah mengaku syok setelah mengetahui tiga rekannya ditembak mati. "Saya kenal sama mereka bertiga. Saya hanya disuruh ngantar saja dengan upah Rp25 juta per Kg sabu. Kaget waktu dengar kabar Michael, Alvin dan Erwin ditembak mati," kata Nurdiansyah.
Mengetahui ketiga temannya ditembak mati, Nurdiansyah pun kini pasrah. Dia menyebut Michael adalah otak pelaku sekaligus bandar yang mengemas sabu dalam kemasan kopi bubuk.
Bahkan, semua peralatan itu sudah ada saat dirinya mengambil barang di Hotel Aryaduta Kota Palembang pada Jumat (27/4) malam. Ia mengaku dia dan ketiga temannya berasal dari Sulawesi Tenggara.
"Saya lihat jelas mereka kemas di hotel malam itu. Saya sebenarnya baru datang dari Bali karena diminta Michael untuk antar barang, tiket semua mereka yang beli. Kami juga sama-sama dari Sulawesi Tenggara," katanya dengan tubuh gemetar.
"Saya tidak melawan pak, takut nanti ikut ditembak seperti mereka. Jujur dari Bali saya tidak ada bawa barang itu (sabu)," katanya lagi seperti dilansir detikcom. (drc/int)