Jalani Tradisi Adat Tepuk Tepung Tawar dan Upah Upah, Lima Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Rohul
ROHUL, DELIKRIAU.COM – Dalam upaya menjaga dan melestarikan kearifan lokal, lima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hulu (Rohul) yang akan bertarung pada Pilkada 2024 mengikuti prosesi adat tepuk tepung tawar dan upah-upah.
Acara ini diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rohul sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai sejarah dan adat istiadat yang sudah mengakar kuat di Rokan Hulu.
Kegiatan yang berlangsung di Taman Kota Pasirpengaraian ini dihadiri oleh para pemuka adat dari lima kerajaan yang ada di Rokan Hulu, yakni Kerajaan Tambusai, Rambah, Kepenuhan, Kunto Darussalam, dan Rokan.
Para pemuka adat memberikan restu kepada pasangan calon melalui tradisi Tepuk Tepung Tawar dan Upah-Upah, yang dipercaya mampu membawa keberkahan, keselamatan, dan kekuatan bagi setiap calon pemimpin.
Ketua KPU Rokan Hulu, Cepi Abdul Husein, dalam sambutannya menjelaskan kegiatan ini tidak hanya sebagai seremoni adat, tetapi juga sebagai simbol penguatan etika dan moralitas dalam proses demokrasi.
"Kami berharap prosesi adat ini dapat mengingatkan para pasangan calon akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan etika selama masa kampanye hingga Pilkada usai. Moto Pilkada Rohul 'BERTASBIH' bukan sekedar slogan, tapi harus menjadi pedoman bagi kita semua," ungkap Cepi.
Moto "BERTASBIH" yang diusung KPU Rohul adalah singkatan dari Bersih, Efektif, Rasional, Tertib, Aman, Seimbang, Berkualitas, Integritas, dan Harmonis. Cepi menekankan, dengan moto ini, diharapkan proses Pilkada dapat berjalan dengan lancar, jujur, dan adil, tanpa adanya konflik ataupun isu yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Tidak hanya diisi dengan tradisi adat, acara tersebut juga ditandai dengan penandatanganan pakta integritas oleh seluruh pasangan calon. Pakta integritas ini merupakan komitmen para calon untuk menjalankan kampanye yang damai, sejuk, dan tertib, serta menghindari praktik-praktik negatif seperti politik uang, hoaks, atau kampanye hitam.
Prosesi adat Tepuk Tepung Tawar dan Upah-Upah sendiri memiliki makna filosofis yang dalam. Tepung tawar melambangkan harapan dan doa agar pasangan calon senantiasa diberi kelancaran dalam menghadapi segala rintangan selama proses Pilkada. Sementara upah-upah merupakan simbolisasi pemberian kekuatan batin dan fisik agar pasangan calon dapat menghadapi tantangan dengan semangat dan kesabaran.
Salah satu tokoh adat yang turut memberikan restu dalam acara tersebut, Datuk Seri Haji Nasruddin, menyatakan bahwa tradisi ini menjadi bagian penting dalam upaya menjaga keseimbangan antara adat dan proses demokrasi modern.
"Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga menjaga keharmonisan masyarakat. Adat istiadat menjadi pengingat agar setiap orang tetap berjalan pada jalurnya, tidak terpengaruh oleh kepentingan sesaat," ujarnya. ( Infotoriap )
Laporan : Ferdy